Desy's Corner

Mobil-Mobilan Baru



Sebagai pembuka dari keabsenan saya sekian lama, baru bisa sempet menampilkan foto mobil-mobilan aa Zaheer, hadiah pemberian dari ateu nya. Diterima hari ini, 23 Februari 2012.

Photobucket

Celaan

Zaheer dan temannya, sebut saja W lagi maen bareng di dalam rumah. Terjadi percakapan kurang lebih seperti ini :

Zaheer : (selesai merakit maenan dari kertas, berupa hewan, unta) “asyik.. jadi juga ontanya”

W : “onta jelek!!”


Zaheer : “enggak kok, ontanya bagus”


W : “kambing punyaku lebih bagus. Onta jelek!!”


Zaheer : “bagus.. nich liat..”


Saya dan ibunya W saat itu berada dalam satu ruangan bersama keduanya, mendengar dengan jelas percakapan zaheer dan temannya, dalam hati saya hanya membatin, ni anak kecil kok udah berani mencela sesuatu yang bukan miliknya. Apakah merasa tersaingi? Ataukah sebenernya ingin memiliki mainan lawan mainnya. Entahlah..

Saya juga hanya berfikir, tanpa berkomentar, nih ibunya juga kok hanya diam saja, tidak berusaha meluruskan perkataan anaknya, bukan hanya karena mencegah agar teman anaknya tidak merasa tersinggung, tapi tidak juga meluruskan kesalahan kecil pada anaknya. Bukan kesalahan kecil saya rasa. Terlihat kecil karena dilakukan oleh anak kecil. Bagaimana kalo si W itu dewasa nanti. Yaa.. setidaknya basa-basi atau apa gitu..


Saat itu sengaja saya tidak angkat bicara. Saya rasa selama bukan zaheer yang melakukan kesalahan, ya saya tidak ikut campur. Dan saya lihat juga, zaheer saat itu fine-fine aja, walopun hasil karyanya ada yang mencela. Biarlah lain waktu saya baru akan meluruskan tentang cela-mencela ini, ketika W dan ibunya sudah tidak berada di sini. Dan biarlah si W mendapatkan pemahaman tentang ini dari ibunya sendiri. Saya sebenernya saat itu ada keinginan terpendam untuk sedikitnya memberi tahu anak itu bahwa begini bahwa begitu. Tapi karena saat itu ada ibunya, jadi saya hanya membatin aja. Bukannya gak berani, tapi gak enakan.. hehe..ngeless.. yaaa daripada jadi masalah antara pertemanan dan pertetanggaan kami, ya sudahlah.


Tapi ada satu hal lagi yang bikin saya bangga, tau hasil karyanya dicela, Zaheer tidak membalas. Hanya membela miliknya. Saya yakin itu bukannya karena zaheer gak berani, bisa saja saat itu zaheer pun membalas mencela, meliat maenan yang dibuat temannya itu tidak lebih baik, tapi karena zaheer faham bahwa mencela bukanlah perbuatan yang baik, itu tidak dilakukannya. Hmmm good boy.. Thanks nak..


Photobucket

Cegukan

Suatu hal yang biasa terjadi pada bayi dan balita adalah cegukan. Atau kalo dalam bahasa Sunda biasanya disebut semidu atau sisidueun. Beberapa penyebabnya antara lain bisa karena penurunan suhu yang menyebabkan si bayi kedinginan. Atau bisa juga terjadi setelah minum susu yang dilakukan dengan kurang tenang.

Cegukan ini biasanya akan berhenti dengan sendirinya. Tapi ada beberapa cara yang bisa mengatasinya, salah satunya bisa dengan menepuk-nepuk punggung nya secara perlahan dan membantu bayi agar lebih rileks. Atau dengan menghangatkannya jika kedinginan, bisa juga dengan mengoleskan minyak telon ke tubuhnya.


Apapun penyebabnya, asalkan tidak berkelanjutan atau membuat si bayi jadi rewel, muntah, dan tidak sampe mengganggu aktivitasnya, cegukan tidak membutuhkan pertolongan medis.


Nah, kenapa saya memajang gambar tikar dengan tema cegukan? Apa korelasinya?

Ceritanya gini, beberapa waktu lalu, ketika kami sekeluarga bermalam di rumah neneknya Einar. Dia kebetulan cegukan. Prediksi saya waktu itu, mungkin karena sudah mimi asi dan belum sendawa. Sehingga ada udara yang terjebak dalam saluran pernafasan atau pencernaannya sehingga menyebabkan cegukan.


Saat mengetahui cucu kesayangannya cegukan, si nenek langsung mengambil potongan tikar jaman baheula (biasanya tikar pandan dan berwarna keputih-putihan), sekitar 2 cm dan ditempelkan tepat di jidatnya Einar. Kakaknya, Zaheer gak terima donk melihat adiknya ditempelin benda aneh kayak gitu. Langsung aja dilemparkannya si potongan tikar tersebut. Tapi sang nenek gak menyerah, beliau mengambil lagi potongan tikar lain, dan menempelkannya lagi kayak tadi. Sambil menjelaskan ke si aa (Zaheer) kalo itu (menempelkan potongan tikar di jidat) tuh bisa menghentikan cegukan pada bayi.


Hehe.. entah ini tradisi/kepercayaan orang-orang zaman dulu, entah hanya kebiasaannya orang Sunda. Saya gak tau persis soal ini. Dan saya juga gak bisa melarang atau mencegah yang namanya kepercayaan. Bagi saya selama itu tidak membahayakan, ya biarlah.. daripada harus berdebat _untuk saat ini_.


Kalo secara logika, apa hubungannya coba cegukan sama menempelkan tikar di jidat?? Temans, siapa yang tau??

Dan yang membuat zaheer percaya soal ini, setelah beberapa menit kemudian, cegukannya Einar jadi berhenti. Padahal kan cegukan semacam ini memang biasanya tidak berlangsung lama.


Hmmm.. nak, nanti kalo kamu sudah bisa lebih mengerti, ingatkan mama ya untuk meluruskan pemahaman soal yang satu ini..


Sumber Gambar : Google.com

Photobucket

Kado Terindah 2

Muhammad Einar NurRusydi, terlahir 3,5 bulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 26 Juli 2011. Bayi laki-laki ini merupakan kado terindah buat saya tahun ini. Einar, sebuah kata dari bahasa Norweg, yang artinya Jundi, prajurit. Sedangkan NurRusydi (b. Arab) artinya cahaya jalan lurus. Harapan kami, kelak adiknya Zaheer ini mudah-mudahan bisa menjadi seseorang yang teguh, kukuh selalu berada di jalan yang lurus, menjadi orang yang selalu istiqomah memperjuangkan kebenaran dalam situasi dan kondisi apa pun. Amin..
Berikut proses kelahirannya :


24 Juli 2011


Adalah HPL dilahirkannya putra kedua kami. Berbagai perasaan muncul berbaur, ketika pada tanggal itu belum ada tanda-tanda akan melahirkan. Was-was, deg-degan, kuatir dan perasaan gak sabar bercampur aduk.

Ditambah lagi, temen-temen bumil seangkatan sudah pada melahirkan, tinggal saya. Jalan-jalan pagi pun terus dilakoni demi mengusahakan kelancaran proses melahirkan.

25 Juli 2011

Pagi-pagi bangun tidur berharap saya merasakan sesuatu sebagai tanda melahirkan, tapi nihil. Saya baik-baik saja. Ah.. mungkin lebih sabar lagi. Yang namanya HPL kan hanyalah perkiraan manusia dan teknologi, bisa lebih cepet, bisa juga lebih lambat. Tapi tetep aja, perasaan was-was itu tetep ada. Jalan-jalan lagi, latihan lagi, pose-pose yang sekiranya bisa mempermudah pembukaan jalan lahir terus saya lakukan.


Hingga sore hari sekira jam 3, saya baru merasakan mules. Alhamdulillah gejala yang ditunggu-tunggu akhirnya dateng juga. Jam 5 nya mules-mules pun semakin kuat, tapi frekuensi nya masih jarang. Pas magrib, keluarlah lendir bercampur bercak darah. Saat itu saya yakin, sebagai ibu yang pernah melahirkan, ada feeling bahwa bentar lagi bakal melahirkan. Bismillah.. Mulailah keluar rembesan. Karena masih terasa enteng aja, suami pun ikut pengajian pekanan seperti biasa. Menjelang Isya, mules nya sudah mulai santer, tapi masih bisa ditahan, gak seberapa saya rasa, tapi sudah 5 menit sekali. Maka setelah pengajian, si hubbi segera mengajak periksa ke bidan terdekat dulu sebelum ke rumah sakit. Ternyata sudah pembukaan 4. Maka bu bidan langsung merujuk saya untuk ke rumah sakit, karena riwayat caesar. Menurutnya kalo sudah pembukaan 4, biasanya sekitar 4 – 5 jam an lagi.


Zaheer pun saya titipkan ke pengasuh (yang biasanya gak nginep di rumah). Syukurnya zaheer ngerti kalo mamanya harus ke rumah sakit, karena jauh-jauh hari saya sering obrolin dengannya akan lahirnya ade bayi. Pas nyampe di RS Juanda, periksa dalem lah lagi sama bidan, masih pembukaan 4. Kurang kebetulan, dokter SPOG yang perempuan, langganan saya saat itu masih cuti, untungnya ada SPOG lain (tapi laki-laki) yang kata temen, sabar juga terhadap pasien nya. Dokternya baru dateng jam 22.30, periksa dalem lagi, masih tetep, pembukaan 4, tapi rembesan makin banyak. Sesuai teori yang pernah saya baca, untuk membantu proses pembukaan, saya berbaring miring ke kiri. Karena untuk jalan, dikuatirkan rembesan nya makin banyak. Hasil pemeriksaan saat itu, detak bayi bagus, ketuban bagus, mulut rahim pun sudah menipis. Walopun was-was, tapi saya makin optimis, saya bisa melahirkan secara normal. Dokter pun mengerti dan mensupport, memberi saya waktu sampe 12 jam kemudian.


26 Juli 2011


Jam 00.00 atau jam 24.00, periksa dalem lagi, maaasih pembukaan 4. Perasaan was-was pun makin menjadi-jadi.. sebenernya bidan jaga sudah berpesan untuk istirahat saja, agar safe energy , tapi boro-boro ngantuk, yang ada malah makin gak sabar menyambut sang buah hati. Saya ikhlas menikmati detik demi detik rasa mules yang makin menjadi-jadi (soalnya waktu melahirkan zaheer dulu sama sekali gak ada mules). Gak ada meringis, apalagi raungan, dan tanpa obat apa pun peredam rasa nyeri, menurutku ini gak seberapa ketimbang harus caesar. Sampe-sampe si ibu perawat yang menangani saya menyangsikan dan nanya, ‘maaf bu, sebenernya ada mules atau nggak?’ ya eya lah.. tapi saya tahan untuk gak merintih seperti kebanyakan orang yang akan melahirkan, karena saya sadar betul itu sama sekali gak membantu.

Pagi harinya, periksa dalem lagi, saya kira sudah hampir lengkap, ternyata cuma nambah satu, jadi 5.

Jam 12.00 siang (batas waktu yang ditentukan dokter), saatnya pemeriksaan lengkap. Hasilnya tidak menggembirakan, pembukaan masih saja 5. Rembesan air ketuban sudah berwarna keruh kehijau-hijauan, periksa detak jantung bayi sudah menurun, mulut rahim bukannya tambah menipis, malah menebal, kepala bayi yang tadinya sudah masuk ke panggul, jadi sedikit melenceng. Mules pun yang tadinya sudah santer, saya rasakan malah makin ngilang. Untuk induksi tidak memungkinkan karena riwayat caesar sebelumnya, bisa berakibat robeknya rahim. Dokter pun sudah menyarankan untuk sc saja.


Karena saya masih keukeuh ingin mengusahakan kelahiran normal, maka dipecahlah si ketuban yang katanya cara ini bisa memicu rasa mules. Byaaarr.. keluar lah cairan itu yang ternyata sudah berwarna hijau, sodara-sodara.


Maka saat itu lah.. dengan berurai air mata, atas pendapat dari para keluarga yang mengantar, saat itulah saya mulai mengikhlaskan jalan kelahiran yang ternyata harus sc lagi. Saya pasrah, sepasrah-pasrahnya, ikhtiar saya selama 9 bulan mengusahakan agar bisa lahir normal, apalah daya, kalo Allah memang berkehendak lain, maka sc lah yang terjadi. Sempat juga memikirkan kemungkinan inikah akhir usia saya. Tapi rupanya saya masih diberikan kesempatan olehNya, mengasuh dan mendidik anak-anak saya sampe saat ini. Saat itu juga saya harus mulai berpuasa. Masih ada waktu sekitar 2 jam setengah sebelum operasi.


Gak lama kemudian, di sebuah ruang operasi, jam 2.45’ lahirlah bayi mungil dengan panjang 50 cm dan BB 2,80 kg. lebih kecil dari lahirnya Zaheer dulu. Semasa hamil kali ini memang saya agak mengerem nafsu makan saya, dengan harapan kalo bayinya lebih kecil dari yang pertama, maka semakin besarlah kemungkinan bisa lahir normal. Sempet punya fikiran, kalo tau dari awal bakal caesar lagi, maka saya akan makan sesuai keinginan, yang bergizi tentunya biar bayinya sehat dan ndut. Tapi, sekali lagi apalah daya, manusia hanya berusaha, Allah yang menentukan, kali ini pun harus caesar lagi. Awal-awal saya sedih memang, mengapa harus seperti ini proses kelahiran anak-anak saya, padahal kalo liat yang lain, melahirkan seperti sesuatu yang amatlah mudah, tinggal brolll.. begitu kasarnya. Tapi saya pikir lagi, istighfar sebanyak-banyaknya, betapa saya kurang bersyukur, bahwa di luar sana masih ada beberapa wanita yang sudah lama menikah tapi belum dikaruniai anak. Astagfirullah Al’Adzim.


Tak sampe disitu, kekhawatiran muncul lagi setelah operasi, bayi yang dilahirkan ternyata sudah agak membiru dan tidak spontan menangis. Gawat janin. Diagnosanya, si bayi sempet keracunan air ketuban yang sudah berwarna kehijauan. Rupanya, ketika saya bersikeras memepertahankan untuk tidak langsung operasi, si baby meminum air ketuban. Bukan hanya itu, si bayi juga gak bernafas. Bagaimana perasaan saya saat itu?? Hmmm jangan ditanya. Tapi Alhamdulillah saat dites detak jantung masih ada. Maka tim dokter segera melakukan berbagai tindakan untuk kenormalan si bayi. Lima menit kemudian barulah menangis, dan setelah dipancing, ditepuk dsb, bernafas. Normal.


Tapi ini gak berlangsung lama, beberapa menit kemudian, si bayi lupa bernafas sampe tubuhnya kembali membiru. Dipancing lagi.. bernafas lagi. Beberapa menit kemudian lupa nafas lagi.. dipancing lagi.. bernafas lagi. Ini terjadi sampe beberapa kali. Maka boro-boro bisa IMD seperti yang diharapkan sebelumnya. Karena bayi harus selalu dipantau oleh tim dokter, jadi untuk sementara waktu, bayi dipisah ruang perawatan di ruang steril. Perlu diberi AB selama minimal 5 hari.


Besoknya, 24 jam setelah “berlatih” bisa berjalan, saya baru bisa melihat sang buah hati. Miriiiiisss sekali menyaksikan bayi mungil dengan tangan berbalut infusan, dan hidungnya pun berselang oksi. Dengan mata berkaca-kaca saya coba nete-in si bayi yang masih tidur lelap. Tapi si bayi tak bergeming dari tidurnya, hanya beberapa sedotan. Rupanya dia sama sekali gak merasakan lapar, karena pengaruh cairan dari infusan. Kondisi nya sudah lebih baik dari hari sebelumnya. Tapi tangisannya masih pelan dan lebih terdengar sebagai rintihan.


Hari ke-3 saya diizinkan pulang, tanpa membawa sang bayi. Karena masih harus diberikan cairan AB sampe hari ke-5. Sedih memang, tapi saya berusaha menikmatinya, dimana saat-saat masih bisa tidur dengan nyenyak. Baru hari kelima, Einar sudah bisa dibawa pulang. Alhamdulillah kondisinya sudah prima. Sudah bisa mimi ASI sebagai mana normalnya bayi-bayi lain. Sudah sehat 100%. Alhamdulillah, mudah-mudahan Einar diberikan umur panjang dan sehat selalu. Amin..


Saat ini, 3,5 bulan sudah usia Einar. Tumbuh sebagai mana mestinya, walopun gak terlalu ndut, karena emang lahir dengan kategori BB yang cukup. Saat ini sudah mahir sekali tengkurep dengan kepala tegak setegaknya, karena dari usia 2,5 bulan sudah bisa tengkurep dengan sendirinya, juga banyak ngoceh alias bawel. Kalo dibandingkan dengan Zaheer dulu, Einar sedikit lebih cepat perkembangannya. Alhamdulillah.


Hhhhh.. ngaso dulu ahhh…




Photobucket

Welcome Back

Assalamu’alaikum.. Hai halo apa kabar semuanya? Mudah-mudahan kita semua berada dalam situasi terbaik kita. Kembali saya menyapa temen-temen blogger semua. Setelah selama 3 bulan lebih saya total pakem, sama sekali gak menyentuh yang namanya inet apalagi ngeblog. Well.. selama itu, apakah ada dari sobat bloger yang bertanya-tanya, kemana jeng Des?? Gimana kabarnyo? Atau masih panjang umurkan ia? Gimana pula kabar anak nya yang ganteng sedunia? Hehe… atau mungkin gak ada yang peduli sama sekali, diriku ada dan tiada sama saja ..

Yah .. bagaimana pun situasinya, pertama-tama saya ucapkan mohon maaf lahir dan bathin. Momen idul fitri tahun ini pun, kurang lebih 2 bulan yang lalu, saya belum menyempatkan diri bersilaturrahmi kepada temen-temen semuanya (yang merayakannya).


Kedua-dua.. tanggal 7 September kemaren adalah hari lahir saya.. dengan kata lain, saya berulangtahun yang ke 27 tepatnya. **Give me applause..prok..prok..prok!!**. Serangkaian doa pun dipanjatkan kepada Sang Maha Kuasa, berbagai pengharapan dan rasa sukur atas limpahan karunia-Nya yang tak terkira. “Mudah-mudahan tahun-tahun kedepannya akan lebih baik dan lebih baik lagi.. amin yaa robb”

Mundur lagi ke bulan Juli. Ada apa dengan Juli?? Saya mendapatkan kado terindah tahun ini. Apaan tuch jeng? Tepat tanggal 26, kami diberikan 1 kepercayaan lagi oleh-Nya. Ya.. 26 Juli adalah kelahiran adiknya Zaheer. Sesosok bayi mungil hadir dalam kehidupan kami, akan menghiasi dan menyertai hari-hari kami berikutnya. Tangisan, tawa, canda.. bertambah ramai lah suasana rumah kami. Alhamdulillah…

Tentang bagaimana cerita kelahirannya? Seperti apa prosesnya? Laki-laki atau perempuankah? Saya baru akan mengulasnya di episode selanjutnya. Jadi yang merasa penasaran, simak yaa.. dan yang nggak.. yaa nggak usah repot-repot..

Oya, menyoal kelahiran anak kedua yang mepet banget dengan bulan Ramadhan, otomatis satu bulan penuh saya jebol, alias bolong, alias gak berpuasa, gak kebagian sehari pun. Biasa lah, abis lahiran pastinya nifas. Saya kebetulan nifasnya lama, nyampe 60 hari. Waah..jadi punya utang sebulan penuh nich. Mesti udah mulai nyicil. Kalo diitung itung 30 hari dibagi 10 bulan, jadi minimal dalam sebulan saya mesti nyicil 3 hari. Enteng yah keliatannya, cuma 3 hari perbulan. Tapi ngejalaninnya lumayan berat ternyata. Apalagi plus menyusui. Tapi kalo diniatkan dengan ikhlas yang seikhlas-ikhlasnya.. yaa akan terasa mudah. Give me spirit n support sobat.. ayoo kamu bisa!!

Insya Allah temans, kedepannya saya akan menyempatkan bersiaturrahmi lagi. Walopun gak seintens sebelumnya. Selama cuti (3 bulan) saya sama sekali gak mengunjungi temans semua, selain karena ritme waktunya masih agak susah dengan kehadiran si new baby, saya juga lebih memilih memanfaatkan waktu luang buat beres-beres rumah, selebihnya.. yaa istirahat atau tidur.. soalnya tau sendiri lah ya.. kini malam-malam busui (dahulu bumiil: red) selalu dihiasi dengan bergadang, demi memberikan segentong demi segentong susu, menghapuskan rasa lapar dan dahaga yang dirasa oleh sang anak. Begitu kurang lebih alasannya.. harap maklum ya temans.. Kalo sekarang mungkin agak lain, selama ngantor akan ada waktu browsing…browsing.. lah dikit-dikit hehe..nyempil nyempil di waktu luang dan agak mepet, hehe...

Oke dech kalo begitu, segitu saja dulu pembuka saya dari libur panjang kali ini dan belum ada foto yang siap dipajang. See u again temans..

Photobucket